Rabu, 05 Oktober 2016

Analisis Kurikulum 2013 Revisi pada Mata Pelajaran Matematika


Tugas Analisis Kebijakan Kurikulum KBK, KTSP, Kurikulum 2013
dan Kurikulum 2013 revisi dalam Mata Pelajaran Matematika
A.      Latar Belakang
Kurikulum merupakan perangkat pendidikan yang dinamis, oleh karena itu kurikulum juga harus peka dan sekaligus mampu merespon beragam perubahan dan beragam tuntutan stakeholders yang menginginkan adanya peningkatan kualitas pendidikan. Adanya perubahan yang terjadi di masyarakat dan adanya tuntutan globalisasi tersebut serta dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah yang kemudian diikuti oleh Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2002 tentang pembagian kewenangan antara pemerintah dan kewenangan daerah, telah menimbulkan beberapa perubahan dalam penyempurnaan kurikulum sampai pada kurikulum 2004 (KBK) dan selanjutnya mengalami penyempurnaan lagi menjadi kurikulum tahun 2006 (KTSP). Dimana masing-masing kurikulum tersebut memiliki ciri-ciri atau karakteristik tersendiri. Pada bab ini hanya akan dibahas karakteristik dari 3 jenis perkembangan kurikulum yang terkait dengan pembelajaran matematika di SD/MI dalam kurikulum 2004 (KBK), kurikulum 2006 (KTSP), kurikulum 2013 dan kurikulum 2013 edisi revisi.

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit.  Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
B.       Pembahasan
1.    Karakteristik Pembelajaran Matematika Dalam KBK
Dalam dokumen kurikulum 2004 dirumuskan bahwa Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai oleh siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan (Depdiknas 2002).
KBK menuntut keragaman penggunaan berbagai sumber informasi, yang tidak hanya mengandalkan dari mulut guru, akan tetapi dari sumber lainnya termasuk dari media elektronik semacam komputer dan internet, vidio, dan lain sebagainya. Dengan demikian kemajuan bidang teknologi khususnya teknologi informasi, memungkinkan siswa bisa belajar dari berbagai sumber belajar sesuai dengan minat, kemampuan, dan kecepatan masing-masing.
Berdasarkan makna tersebut, maka KBK sebagai sebuah kurikulum memiliki tiga karakteristik utama. Pertama, KBK memuat sejumlah kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa. Artinya siswa diharapkan memiliki kemampuan standar minimal yang harus dikuasai. Terdapat empat kompetensi dasar yang harus dimiliki sesuai dengan tuntutan KBK:
a.    Kompetensi akademik, artunya peserta didik harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menghadapi persoalan dan tantangan hidup secara independent.
b.    Kompetensi okupasional, artinya peserta didik harus memiliki kesiapan dan mampu berhadaptasi terhadap dunia kerja.
c.    Kompetensi kultural, peserta didik harus mampu menempatkan diri sebaik-baiknya dalam sisterm budaya dan tata nilai masyarakat pluralistik.
d.   Kompetensi temporal, artinya peserta didik tetap eksis dalam menjalani kehidupannya, serta mampu memanfaatkan ketiga kemampuan dasar yang telah dimiliki sesuai dengan perkembangan zaman.
Kedua, implementasi pembelajaran dalam KBK menekankan kepada proses pengalaman dengan memerhatikan keberagaman setiap individu. Pembelajaran tidak hanya diarahkan untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana materi itu dapat menunjang dan mempengaruhi kemampuan berpikir dan kemampuan bertindak sehari-hari. Ketiga, evaluasi dalam KBK menekankan pada evaluasi hasil dan proses belajar. Kedua sisi evaluasi itu sama pentingnya sehingga pencapaian standar kompetensi dilakukan secara utuh yang tidak hanya mengukur aspek pengetahuan saja, akan tetapi sikap dan keterampilan.
Jadi tujuan KBK adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk menghadapai perannya dimasa datang dengan mengembangkan sejumlah kecakapan hidup (life skill). Lebih lanjut, dari berbagai sumber sedikitnya dapat diiden­tifikasikan enam karakteristik kurikulum berbasis kompetensi, yaitu: (1) sistem belajar dengan modul; (2) menggunakan keseluruhan sumber belajar; (3) pengalaman lapangan; (4) strategi individual personal; (5) kemudahan belajar; dan (6) belajar tuntas.
 Pada kurikulum 2004 (KBK), secara khusus model pembelajaran matematika dalam kurikulum tersebut mempunyai tujuan:
a.    Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi
b.    Mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.
c.    Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah
d.   Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan.
2.    Karakteristik Pembelajaran Matematika Dalam KTSP
Landasan utama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah pemberian otonomi seluas-luasnya kepada sekolah dan satuan pendidikan untuk mengembangkan pendidikan yang demokratis dan profesional dengan mengikutsertakan partisipasi masyarakat dan orang tua.
Pada pembelajaran matematika standar kompetensi dan kompetensi dasar ini disusun sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan peserta didik memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain.
Materi mata pelajaran Matematika pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI meliputi konsep/materi:
a.    Bilangan
b.    Geometri dan pengukuran
c.    Pengolahan data.

Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
a.    Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah
b.    Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan  matematika
c.    Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh
d.   Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
e.    Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Secara umum karakteristik pembelajaran matematika pada kurikulum KTSP, antara lain:
a.    Matematika dikembangkan sesuai SI dan SKL
b.    Pada proses pembelajaran langsung masuk kepada materi abstrak.
c.    Banyak rumus yang harus dihafal untuk menyelesaikan permasalahan (hanya dapat menggunakan)
d.   Permasalahan matematika selalu diasosiasikan (direduksi) dengan angka.
e.    Tidak membiasakan siswa untuk berpikir kritis (hanya mekanistis).
3.    Karakteristik Pembelajaran Matematika dalam K13
Perubahan  Kurikulum  2006  ke  kurikulum  2013  menyangkut  empat elemen perubahan kurikulum.[1] yaitu pertama Standar Kompetensi Lulusan (SKL), yaitu  Adanya  peningkatan  dan  keseimbangan soft  skills dan hards  skills dengan mengasah 3 aspek, yaitu : sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kedua Standar Isi (SI), yaitu pada perubahan SI dimana pada KTSP 2006 kompetensi diturunkan dari  mata  pelajaran,  pada  kurikulum  2013  mata  pelajaran  diturunkan  dari kompetensi. Sedangkan pendekatannya sama-sama dilakukan melalui pendekatan mata  pelajaran. Ketiga Standar  Proses,  yaitu yang  semula  terfokus  pada  eksplorasi, elaborasi  dan  konfirmasi,  pada  kurikulum  2013  dilengkapi  dengan pendekatan scientific yaitu  mengamati (observing), menanya (questioning), mengeksplorasi (eksploring), mengasosiasi (associating), dan mengkomunikasikan (communicating).
Terkait dengan beberapa perubahan di atas, maka pada mata pelajaran matematika juga terjadi perubahan-perubahan, antara lain:
a.    Pada proses pembelajaran mulai dari masalah konkrit kemudian semi konkrit dan akhirnya abstraksi permasalahan.
b.    Rumus diturunkan oleh siswa dan permasalahan yang diajukan harus dapat dikerjakan oleh siswa hanya dengan rumus-rumus dan pengertian dasar (tidak hanya bisa menggunakan tetapi juga memahami asal-usulnya).
c.    perimbangan antara matematika dengan angka dan tanpa angka (gambar, grafik, pola, dsb).
d.   Matematika dirancang supaya siswa berpikir kritis untuk menyelesaikan permasalahan yang diajukan.
e.    Membiasakan siswa berpikir algoritmis.
f.     Mengenalkan konsep pendekatan dan perkiraan.
4.    Karakteristik Pembelajaran Matematika Pada Kurikulum 2013 Edisi Revisi
Pada Kurikulum 2013 khususnya untuk jenjang SD/MI, terdapat perubahan pada pembelajaran matematika, yaitu konsep pembelajaran terpadu tematik integratif dengan mata pelajaran lain berlaku dari kelas I sampai kelas VI. Perubahan ini tentu saja berdampak pada proses pembelajaran matematika, dimana pembelajaran matematika dapat juga berorientasi pada pengayaan (enrichment) antar mata pelajaran, pengembangan kemampuan berpikir, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri, lingkungan sosial, dan lingkungan alam.
Pembelajaran matematika di SD/MI diarahkan untuk mendorong peserta didik mencari tahu dari berbagai sumber, mampu merumuskan masalah bukan hanya menyelesaikan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Disamping itu, pembelajaran diarahkan untuk melatih peserta didik berpikir logis dan kreatif bukan sekedar berpikir mekanistis serta mampu bekerja sama dan berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah.
Pembelajaran matematika dilakukan dalam rangka mencapai kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Pengembangan kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran tidak langsung (Indirect Teaching).
Secara umum terdapat beberapa point perubahan penting kurikulum 2013 setelah dilakukan revisi.
a.    Nama kurikulum tidak berubah menjadi kurikulum nasional tapi tetap kurikulum 2013 edisi revisi yang berlaku secara nasional.
b.    Struktur mata pelajaran dan waktu/lama belajar di sekolah tidak diubah.
c.    Penilaian sikap KI 1 dan KI 2 sudah ditiadakan di setiap mata pelajaran hanya agama dan PPKN namun KI tetap dicantumkankan dalam penulisan RPP.
d.   Jika ada 2 nilai praktik dalam 1 KD, maka yang diambil adalah nilai yang tertinggi. Penghitungan nilai keterampilan dalam 1 KD ditotal (praktek, produk, portofolio) dan diambil nilai rata-rata. Untuk pengetahuan, bobot penilaian harian, dan penilaian akhir semester itu sama.
e.    Pendekatan saintifik 5M bukanlah satu-satunya metode saat mengajar dan apabila digunakan maka susunannya tidak harus berurutan.
Teori 5M atau Mengingat, Memahami, Menerapkan, Menganalisis, dan Mencipta, tidak lagi sebatas menjadi teori saja. Tetapi, guru dituntut untuk benar-benar menerapkannya dalam pembelajaran.
f.     Silabus kurtilas edisi revisi lebih ramping hanya 3 kolom. Yaitu KD, materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran.
g.    Perubahan terminologi ulangan harian menjadi penilaian harian, uas menjadi penilaian akhir semester untuk semester 1 dan penilaian akhir tahun untuk semester 2.
h.    Menggunakan metode pembelajaran aktif.
Dengan menggunakan metode pembelajaran aktif ini diharapkan guru mampu berperan menjadi fasilitator pembelajaran yang membuat siswa menjadi menyenangi kegiatan belajar mengajar. Jangan sampai kurikulumnya saja yang baru tapi cara mengajarnya masih cara lama.
i.      Proses berpikir siswa tidak dibatasi
Pada kurikulum yang lama, berlaku sistem pembatasan. Yaitu, anak SD sampai memahami, SMP/MTs menganalisis, dan SMA/Aliyah mencipta. Pada kurikulum hasil revisi ini, anak SD/MI boleh berpikir sampai tahap penciptaan. Tentunya dengan kadar penciptaan yang sesuai dengan usia anak atau disesuaikan dengan kemampuannya.
j.      Penyederhanaan aspek penilaian guru.
Pada K13 versi lama, seluruh guru wajib menilai aspek sosial dan spiritual (keagamaan) siswa. Sistem ini yang kemudian banyak dikeluhkan oleh para guru. Dalam skema yang baru, penilaian sosial dan keagamaan siswa cukup dilakukan oleh guru PPKn dan guru pendidikan agama-budi pekerti. Sementara guru mata pelajaran lainnya hanya menilai aspek akademik sesuai bidang yang diajarkan saja.
k.    Meningkatkan Hubungan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).
Dengan peningkatan hubungan antara KI dan KD ini mengakibatkan banyak buku pelajaran kurikulum 2013 lama yang harus diperbaharui. Secara konten atau isi tidak ada yang salah dalam buku Kurikulum 2013. Kesalahan terdapat pada urutan,  terutama buku tematik yang merupakan integrasi dari berbagai mata pelajaran. Sehingga yang berubah adalah urutannya, misalnya untuk pelajaran di kelas 1 diajarkan pada semester 1, di buku edisi revisi baru ini diajarkan di semester 2, urutan penyajian tetap disesuaikan dengan kompetensi dasarnya.
C.      Kesimpulan
Secara umum tidak terjadi perubahan yang signifikan dari kurikulum 2013 menjadi kurikulum revisi 2013. Hanya saja jika dibandingan dengan dua kurikulum sebelumnya, seperti KBK dan KTSP, terdapat beberapa perbedaan pada beberapa komposisi materi khususnya pelajaran Matematika. Seperti pada materi bilangan, pada kurikulum 2013 edisi revisi terdapat peningkatan kemampuan kognitif yang harus dicapai peserta didik. Sebagai contoh pada KBK dan KTSP, aspek kognitif yang akan dicapai peserta didik terkait materi bilangan mulai dari angka 1 sampai 20. Sementara pada kurikulum 2013 pencapaian aspek kognitif peserta didik pada materi bilangan mulai dari angka 1 sampai 50, sedangkan pada kurikulum 2013 edisi revisi jumlah bilangan yang harus dicapai oleh peserta didik sampai pada angka 99.
Perbedaan lain yang juga terjadi pada penyusunan materi mata pelajaran matematika pada kurikulum KBK dan KTSP, yaitu pada poin materi mengenai bangun ruang. Pada KBK dan KTSP, materi bangun ruang pada siswa kelas 1 dan 2 hanya sebatas mengetahui, namun pada silabus mata pelajaran Matematika di kurikulum 2013 dan kurikulum revisi diinginkan agar siswa tidak hanya mengetahui tetapi juga memahami terkait materi bangun ruang.


[1] Direktorat  Jenderal  Pendidikan  Islam,  Direktorat  Pendidikan  Agama  Islam, Pedoman  Umum iImplementasi Kurikulum 2013,(Jakarta; Kementerian Agama RI, 2013), hlm. 11-12

3 komentar:

  1. sumber tulisan ini dari mana ya, terutama untuk bab Karakteristik Pembelajaran Matematika Pada Kurikulum 2013 Edisi Revisi

    BalasHapus
  2. Sebuah pengetahuan bisa datang darimana saja. Terima kasih

    BalasHapus

kata-kata yang baik, mencerminkan pribadi seseorang.