Sabtu, 25 Februari 2017

Wisata di Banjarmasin



       Setelah 2 hari berkutat dengan hal-hal serius, maka saatnya jalan-jalan. Alhamdulillah, diberi kesempatan untuk menikmati udara Banjarmasin. So, agenda hari ini pertama kali menuju Siring Sungai Martapura, dari penginapan bus sudah melaju sejak pukul 07.00 WITA, niatnya biar bisa bertemu dengan pedagang di Pasar Apung.  Tapi apalah daya, ketika tiba di sana, Pasar Apungnya tidak ada. But, No Problem... di sini ada patung Bekantan. 



Nih Patungnya. Jadi, bekantan ini adalah hewan khas pulau kalimantan. Bekantan ini sejenis kera atau monyet, yang membedakannya terletak pada hidung dan ekornya. Hidung Bekantan ini lebih besar dibandingkan hidung monyet pada umumnya. Lalu, warna bulu bekantan ini lebih mencolok yaitu kuning keemasan. Patung bekantan ini dibuat menyerupai patung singa di Singapura yang mengeluarkan air dari mulutnya ke arah sungai.




Next, setelah dari Sungai Martapura, perjalanan dilanjutkan ke Danau Seran. Eits,,, lagi-lagi saya dikasih surprise dengan kedatangan Mbak Hanifah Syakira, beliau adalah salah satu dari anggota Kamar Indonesia Raya saat mubes IMPI di Malang tahun 2012. Terharu rasanya, terlebih beliau ikut serta dengan rombongan untuk perjalanan hari ini dengan membawa Adya, bayi mungilnya yang baru berusia 11 bulan. #semogasayasegeramenyusul. Opsss...



   Nah,,, ini hasil Foto di Danau Seran, butuh waktu kurang lebih 40 menit dari Siring Sungai Martapura menuju Danau ini. Jadi, Danau ini merupakan hasil dari galian penduduk setempat yang menambang timah. Sehingga lama kelamaan membentuk sebuah galian dan terendam air menjadi danau. Lalu, dimanfaatkan warga sekitar untuk menjadi tempat wisata.


 Makan siang bersama dilakukan di Danau Seran beserta rombongan. Selesai makan, beberapa ada yang memilih naik bebek-bebekan, sementara saya sendiri lebih menikmati berayun di atas sebuah ayunan tali yang diikat di antara dua buah pohon. 


 
Perjalanan dilanjutkan kembali menuju Pasar Tradisional Martapura. Nah, jadi, Martapura ini terkenal dengan hasil tambangnya berupa intannya. Jadi di pasar ini, berbagai jenis intan dan oleh-oleh khas Martapura dijajahkan. Sementara saya hanya menikmati es campur di pasar ini, belum tertarik menjelajah lebih jauh, mungkin efek lelah. Terakhir, perjalanan diakhiri dengan berziarah ke makam salah satu wali Banjarmasin yang dipanggil Abah Guru, menurut teman-teman belum ke Martapura kalau belum ziarah ke Makam Abah Guru.






19 Februari 2017, sebelum pesawat tinggal landas pukul 17.00 WITA nanti, pagi ini saya masih ada waktu beberapa jam untuk berkeliling kota Banjarmasin. Karena kemarin belum berhasil menemukan pasar apung khas Banjarmasin, maka pagi ini rasa penasaran itu terbayarkan. Saya bersama tiga teman lainnya, mengunjungi Pasar Apung di Siring Sungai Martapura, di sana ada banyak perahu penduduk yang menjajahkan dagangannya bersandar. Saya berhasil mengabadikan beberapa momen.


Di Pasar Apung ini juga ada berbagai macam buah khas Banjarmasin yang dijual. Seperti yang sedang saya makan ini, namanya Buah Mentega, ukuran buahnya sebesar buah Apel Fuji, kulitnya berwarna merah berbulu seperti kesemek, daging buahnya berwarna putih seperti apel dan rasanya pun mirip buah apel, manis tapi lebih lembut teksturnya.




Sementara satu lagi namanya buah ketapi. Warnanya kuning, lebih kecil dari buah mentega, harganya Rp 1.000,- /buah. Buahnya seperti buah manggis, yang dimakan bagian dalam buahnya. Rasanya kalau beruntung akan bertemu yang rasanya manis, tapi jika kurang beruntung akan bertemu yang rasanya sedikit asam.

      
Selain mencoba beberapa jenis buah asing, saya juga mencoba beberapa jajanan tradisional, ada laksan (mirip laksan khas Palembang), ada Lupis (walaupun bentuknya tabung), ada Papare, Kupat khas Banjar (Pakai kuah opor khas Palembang), ada jengkol rebus dicolek sama sambel abangan. Rata-rata makanannya lebih mirip makanan khas Palembang.

Puas menjelajah jajanannya, perjalanan dilanjut dengan menikmati udara Siring Sungai Martapura dengan menaiki Kelothok berkeliling Siring Sungai Martapura hingga ke Pasar Lama. Cukup Rp 5.000,-/orang saya sudah bisa menikmati Siring Sungai Martapura dengan Kelothok khas Banjarmasin. Rada takut sih saat naik di atas Kelothok apalagi diminta berdiri oleh seorang teman untuk merasakan sensasinya.




 Terima kasih untuk kisah yang terukir di Banjarmasin,

Wassalamu'alaikum...




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kata-kata yang baik, mencerminkan pribadi seseorang.