EVALUASI PEMBELAJARAN
(Tahap
Evaluasi dan Teknik-Teknik Evaluasi Hasil Belajar)
Disusun Oleh :
Kelompok
II
1.
Eka Hardiyanti (10270702)
2.
Mutiara Ulin (10270041)
Dosen Pembimbing :
Elhefni, M.Pd.I
JURUSAN PENDIDIKAN
GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI (IAIN) RADEN FATAH
PALEMBANG
TAHUN
AKADEMIK 2013
JUDUL :
TAHAP EVALUASI DAN TEKNIK EVALUASI HASIL BELAJAR
A. TAHAP EVALUASI
Istilah evaluasi sudah sering terdengar di telinga dan sudah
sangat sering digunakan dalam proses pembelajaran. Namun, tidak selalu
menggunakan tahapan-tahapan yang sesuai menurut para ahli.
Evaluasi pembelajaran sendiri merupakan suatu tindakan yang
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu program
pendidikan, pengajaran, atau pun pelatihan yang telah dilaksanakan. Dalam
melakukan kegiatan evaluasi tentu diperlukan informasi informasi atau data yang
baik mutunya. Data seperti itu akan dapat diperoleh dengan melakukan pengukuran
dan penilaian terlebih dahulu
Evaluasi dapat ditujukan pada prestasi belajar siswa dan
dpat pula ditujukan kepada program. Evaluasi dapat memberikn umpan balik bagi
guru dalam rangka perbaikan setiap komponen proses belajar mengajar yang ikut
berproses. Melalui hasil evaluasi, guru dapat mengukur keberhasilan penyusunan
dan pelaksanaan proram pembelajaran, lebih-lebih evaluasi terhadap prestasi
belajar siswa merupakan dasar perbaikan terhadap penyusunan instruksional,
bahan, metode dan pilihan media. Melalui evaluasi juga dapat diketahui
aktifitas siswa apakah sudah mememuhi konsep kurikulum yang berlaku atau belum.
Namun, pada pembahasan kali ini, kami tidak
akan membahas mengenai pengertian evaluasi lebih jauh lagi, karena pembahasan
tersebut tersebut telah dijelaskan dipertemuan sebelumnya oleh kelompok
sebelumnya.
Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa, evaluasi itu
berkaitan erat dengan penilaian dan pengukuran. Sebuah penilaian dan pengukuran
akan menghasilkan evaluasi. Tidak akan terjadi evaluasi jika hanya ada
penilaian tanpa pengukuran. Untuk itulah, guru harus mengetahui tahap-tahapan
yang harus dilaksanakan dalam melakukan evaluasi dalam proses pembelajaran,
agar menghasilkan evaluasi yang maksimal.
Dalam bukunya, Daryanto mengemukakan empat
langkah pelaksanaan evaluasi yang baik, yaitu :
Langkah 1 :
Evaluasi tentang diri seorang anak atau
sekelompok anak. Ini merupakan langkah pertama kea rah evaluasi yang baik.
Pembatasan ini biasanya ditentukan oleh sifat tugas seseorang dalam keseluruhan
pendidikan seorang anak. Seorang guru ilmu pasti atau sejarah dalam mengadakan
evaluasi terhadap kemajuan murid-muridnya membatasi dirinya pada usaha untuk
mengetahui kemajuan mereka dalam pelajaran ilmu pasti atau sejarah apa saja.
Sebaliknya, seorang konselor pendidikan (education
counselor), mempunyai batasan tugas yang lebih luas daripada guru ilmu
pasti atau sejarah tadi.
Langkah
2 :
Evaluasi yang baik ialah bahwa data yang kita kumpulkan mengenai
setiap aspek pribadi anak harus merupakan “behavior
sampling”cukup representative terhadap keseluruhan tingkah laku anak.
Misalnya untuk menetapkan apakah seorang anak pada dasarnya bersifat pemalu atau
tidak, tidak cukup kalau hanya
memperhatikan tingkah laku anak pada satu kesempatan saja. Kita harus
mencoba untuk mengetahui bagaimanakah reaksi anak terhadap bermacam-macam
situasi pada berulang kali kesempatan.
Jika prinsip ini dilanggar, biasanya kesimpulan yang kita
rumuskan akan diwarnai oleh apa yang disebut “hallo effect” dan tidak akan merupakan suatu “conclusion” melainkan suatu “confusion”.
Misalnya banyak orang mengatakan bahwa ia seorang pemalu,
seorang yang membosankan atau “saai” hanya karena pernah dilihatnya dalam suatu
pesta ia tidak mau diajak berdansa. Padahal kemungkinan selalu ada bahwa si A
tidak mau diajak berdansa pada pesta itu, bukan karena ia malu, melainkan
karena ia betul-betul tidak pandai berdansa. Dan tidak beraninya berdansa pada
pesta ini, bukan pula karena ia malu melainkan karena dia tidak mau
mengecewakan pasangan atau partnernya. Kalau diperhatikan praktek-praktek
evaluasi lazim dilakukan orang awam akan kita lihat bahwa prinsip ini banyak
sekali dilanggar.
Langkah
3 :
Evaluasi yang baik ialah bahwa cara-cara serta alat-alat yang
hendak kita pergunakan untuk pengumpulan data mengenai diri anak kita pilih
betul-betul sebelumnya untuk mengumpulkan keterangan mengenai cerdas atau
tidaknya seorang anak, misalnya dapat kita pergunakan dua macam cara observasi
atau mengadakan tes. Tes yang dapat dipergunakan untuk keperluan ini pun
bermacam-macam pula. Ada tes individual, ada pula tes kelompok. Untuk setiap
jenis tes kecerdasan tersebut telah tersedia banyak sekali tes di antaranya ada
yang baik ada pula yang kurang baik. Dan kita sebagai evaluator harus pandai
memilih.
Langkah
4 :
Evaluasi yang baik ialah bahwa data
yang telah kita kumpulkan tadi harus diolah terlebih dahulu. Sebelum memberikan
tafsiran terhadap data yang telah dikumpulkan sebelumnya tadi. Pengolahan-pengolahan
ini sangat beragam, ada pengolahan yang bersifat statistis, ada pula yang
bersifat non-statistis, pengolahan mana yang paling tepat untuk dilakukan
terhadap sekumpulan data ditentukan oleh sifat-sifat dan jenis data yang
dikumpulkan dan tujuan terdekat yang harus diselesaikan dalam keseluruhan
prosedur evaluasi yang sedang kita kerjakan. Apabila sekumpulan data yang ada
pada kita menghendaki jenis pengolahan yang tidak cukup kita kuasai maka hal yang
sebaiknya kita lakukan dalam hal ini ialah mengadakan konsultasi dengan teman
sejawat lain atau seorang expert.
Sementara itu, menurut Tim Pengembang MKDP beberapa hal yang
perlu dipertimbangkan dalam perencanaan pembelajaran, yaitu :
1) Jenis dan
karakteristik kompetensi dan tujuan pembelajaran yang dikembangkan;
2) Pengambilan
sampel perilaku yang akan diukur
3) Pemilihan
jenis dan tipe alat evaluasi yang akan digunakan;
4) Aspek yang
akan diuji;
5) Format butir soal;
6) Distribusi
tingkat kesukaran soal.
Kemudian, masih menurut Tim Pengembang MKDP, dalam menentukan
bentuk alat evaluasi yang akan digunakan, perlu mempertimbangkan hal-hal
berikut ini :
1) Karakteristik
kompetensi dan mata pelajaran yang akan diujikan;
2) Tujuan
khusus pembelajaran yang harus dicapai siswa;
3) Tipe
informasi yang dibutuhkan dari tujuan evaluasi;
4) Usia dan
tingkat perkembangan mental siswa akan mengikuti tes;
5) Besarnya
kelompok siswa yang akan mengikuti tes.
Menurut pemakalah sendiri disortir dari beberapa buku yang telah
dibaca, maka disebutkan tahap-tahap evaluasi sebagai berikut :