Kadang-kadang, gue suka susah tuh bedain mana yang synopsis
mana yang blurbs *Eits, tau gak apaan
blurbs itu? Gue jelasin dulu iah, blurbs itu singkatan cerita yang biasanya ada
di belakang cover buku, biasanya lebih menggantung dan membuat pembaca penasaran
banget. Nah, synopsis gak sama kayak blurbs.
Habis baca blognya Gagasmedia, itu tuh salah satu penerbit
ternama di Indonesia. Nemu ini nih, contoh synopsis dan cara buat synopsis. Ini
solusi banget buat gue yang galau banget nyari contoh synopsis, bisa buat belajar.
Oke deh, gak usah lama-lama ya nunggunya, nih langsung
aja gue jelasin cara yang udah gue culik dari blognya Gagasmedia. Cek it dot :D
• Pikirkan ide dasar novelmu →
jelaskan perkembangannya di setiap bab
Pertama-tama, sederhanakan ide cerita kamu jadi satu kalimat saja. Hindari deskripsi berbunga-bunga hanya supaya terdengar cool dan ‘dalam’. Daripada menulis ‘sebuah novel remaja tentang perihnya sebuah kehilangan itu’ akan lebih baik jika kamu menyebut ide dasar naskah kamu adalah tentang ‘seorang remaja cewek yang berusaha move on dari kesedihannya ditinggal mati pacar tiga tahunnya’.
Setelah itu, yang harus kamu jelaskan adalah kronologis cerita per babnya. Fokus deskripsi per bab nggak harus membahas semua kejadian, hanya yang penting-penting saja. Ceritakan saja scene atau situasi yang berhubungan langsung dengan plot utama cerita—dan sub plot penting yang juga terjadi di bab yang sama.
Pertama-tama, sederhanakan ide cerita kamu jadi satu kalimat saja. Hindari deskripsi berbunga-bunga hanya supaya terdengar cool dan ‘dalam’. Daripada menulis ‘sebuah novel remaja tentang perihnya sebuah kehilangan itu’ akan lebih baik jika kamu menyebut ide dasar naskah kamu adalah tentang ‘seorang remaja cewek yang berusaha move on dari kesedihannya ditinggal mati pacar tiga tahunnya’.
Setelah itu, yang harus kamu jelaskan adalah kronologis cerita per babnya. Fokus deskripsi per bab nggak harus membahas semua kejadian, hanya yang penting-penting saja. Ceritakan saja scene atau situasi yang berhubungan langsung dengan plot utama cerita—dan sub plot penting yang juga terjadi di bab yang sama.
Kamu bisa memilih dua cara:
1) satu paragraf untuk setiap
penjelasan satu bab, atau
2) sebutkan babnya dalam plot
kamu.
• Cek kembali sinopsis yang kamu buat Seperti
yang tadi sudah dijelaskan, sinopsis idealnya 1-2 halaman. Sah-sah saja kalau kamu menginginkan sinopsismu sedetail
dan sejelas mungkin, tapi harap pertimbangkan siapa yang akan membacanya:
editor. Dan yang dia inginkan adalah penjelasan ringkas dan poin-poin penting
terkait dengan isi cerita. Kalau si editor butuh tahu lebih detail dan lebih
jelas lagi, dia akan membaca naskah kamu sampai habis.
• Ingat-ingat prinsip sebab akibat Meskipun
ringkas, bukan berarti sinopsismu jadi sulit dimengerti. Perhatikan alur
penjelasan kamu dengan baik dan pastikan mengikuti logika.
• Tetap harus menarik Pastikan
baik-baik cara kamu menulis sinopsis. Sekali lagi ingat: yang membaca
sinopsismu adalah editor. Dan tujuan sinopsismu adalah memastikan si editor
tertarik membaca naskahmu lebih lanjut. Bisa dibilang, sinopsis adalah cara
kamu mempresentasikan naskah. Meskipun ringkas, bukan berarti jadi tidak
menarik untuk dibaca.
• Bongkar semuanya—tak boleh ada rahasia di dalam sinopsis
Hindari prinsip membuat blurbs dan malah membuat pertanyaan-pertanyaan tidak penting macam: bisakah A dan B bertemu kembali? Atau, Apakah A akhirnya mengetahui siapa yang menculik adik bungsunya?
• Bongkar semuanya—tak boleh ada rahasia di dalam sinopsis
Hindari prinsip membuat blurbs dan malah membuat pertanyaan-pertanyaan tidak penting macam: bisakah A dan B bertemu kembali? Atau, Apakah A akhirnya mengetahui siapa yang menculik adik bungsunya?
Nah, masih bingung
kan, oke deh. Kita liat langsung aja nih contoh sinopsisnya …
Contoh sinopsis buku:
JUDUL
: YOU ARE MY FUTURE (BUT WHY
ARE YOU MY PAST TOO?)
PENULIS
: Crystal
TEBAL
: 80 halaman (32.123 kata)
IDE DASAR :
Tentang cowok yang jatuh cinta dengan orang yang pernah mempermalukannya waktu
SMU dulu.
Dua
belas tahun lalu (2000—bab 1), Rizal (cowok pemalu dan kutu buku) jatuh cinta
pada pandangan pertama dengan cewek dancer di sekolahnya yang bernama Nina.
Sebenarnya, Nina juga merasakan hal yang sama, tapi cewek itu terlalu gengsi
dengan reputasinya dan kemudian merancang adegan memalukan saat jam istirahat:
menolak Rizal mentah-mentah. Cowok itu ditertawakan habis-habisan dan bahkan
setelah berbulan-bulan sejak itu pun dia selalu merasa mual karena trauma
setiap pagi—saat sadar harus siap-siap berangkat sekolah.
Cut
to kejadian kini (2012—bab 2), Rizal yang semasa remajanya dikenal
berpenampilan cupu dan agak nerdy tumbuh jadi sosok menawan dan atletis. Bukan
itu saja, setelah lulus kuliah, cowok itu berhasil mendapat pekerjaan mapan di
sebuah perusahaan asing. Seperti ingin balas dendam pada masa lalunya yang
pahit, Rizal senang gonta-ganti pacar dan sangat alergi pada komitmen. Tapi
semuanya berubah sejak bertemu dengan Nina (Rizal mengenalnya dengan nama
lengkapnya, Arina), staf baru di kantornya. Cewek itu juga berubah banyak
secara fisik maupun penampilan hingga Rizal pun tidak mengenali cewek itu
adalah teman sekelasnya yang dulu.
Keduanya
seperti cepat menemukan kecocokan satu sama lain. Rizal mulai mempertimbangkan
untuk mencoba relationship serius dan Nina merasa cowok itu adalah sosok pacar
yang dia idam-diamkan selama ini. Setelah berkencan beberapa kali (bab 4, bab
5), keduanya saling jatuh cinta. Meskipun beberapa kali sempat ada penghalang
(Nina diganggu mantannya yang ternyata belum bisa menerima kenyataan bahwa
hubungan mereka sudah berakhir—bab 6, tante Rizal yang sempat bermaksud
menjodohkan keponakannya dengan putri teman arisannya—bab 8), hubungan keduanya
malah semakin erat.
Rizal
semakin mantap dengan keputusannya. Merasa Nina berhasil membuat dia ‘insyaf’
jadi playboy, dia pun kemudian berencana untuk melamar cewek itu saat reuni
kecil-kecilan (hanya teman-teman klub KIR saja—bab 10). Alasannya, karena dia
ingin sekalian juga ‘tutup buku’ buat pengalaman pahit waktu dia dipermalukan
saat SMU dulu. Namun yang terjadi justru di luar dugaan Rizal. Setengah jam
sebelum rencana melamar Nina di hadapan teman-temannya, Nina bercerita tentang
bagaimana shallow-nya dia waktu SMU dulu (cerita deh tentang gimana dia menolak
cowok yang naksir dia—which is maksudnya adalah Rizal). Rizal langsung pucat
dan buru-buru menghambur keluar dari venue acara. Dan malam itu juga, saat Nina
menelepon Rizal (bertanya kenapa cowok itu tiba-tiba menghilang dari acara—bab
11), cowok itu malah ends up memutuskan hubungan.
Nina
yang sedih karena nggak mengerti kenapa tiba-tiba diputus sepihak begitu dan
bingung harus bersikap seperti apa dengan kenyataan pahit ini, curhat ke teman
baiknya, Karin. Karin, yang sejak bab pertama dijelaskan mengambil peranan
sebagai ibu beruang yang sangat protektif ke Nina, jelas nggak terima teman
baiknya diperlakukan seperti itu. Cewek itu langsung mencari tahu ke
teman-teman Rizal. Akhirnya terbongkarlah bahwa masa lalu Rizal dan Nina
bersinggungan di pengalaman pahit waktu SMU itu.
Nina
kini marah dan memutuskan untuk konfrontasi langsung ke Rizal (bab 14). “Jawab,
apa yang kamu cintai selama ini aku yang sekarang saja atau aku yang seutuhnya?
Yang ternyata punya masa lalu buruk dan ada hubungannya dengan kamu?” Cowok itu
tetap bersikeras dengan perasaannya. Dia bilang, masih belum bisa melupakan apa
yang terjadi dua belas tahun lalu.
Nina
kecewa dan dengan suara gemetar bilang, “Dan here I am thinking, you are the
man I want to spend my life with....” Rizal berujar pelan, “I’m sorry.” Nina
menggeleng, “No. Actually, I’m the one who should say sorry. Maaf karena aku
salah menilai kamu selama ini.”
Meskipun
mantap putus dengan Nina, Rizal tetap terlihat nggak bahagia. Cowok itu cerita
ke sepupunya (dari tante yang menjodohkan dia dulu itu), dan dia malah
dinasihati begini: “Waktu lo memutuskan buat melamar Arina—euh, Nina dulu, lo
sendiri kan yang bilang mau tutup buku dari masa lalu penolakan memalukan waktu
SMU itu. Lo bilang, masa lalu itu menghalangi kebahagiaan lo di masa depan.”
“Lha, memang iya kan?” “Kalau begitu, lihat diri lo sekarang, nelangsa begini.
Lo lagi berlari di tempat, Zal. Masa lalu lo jelas-jelas masih jadi batu sandungan
buat masa depan lo.” Rizal terdiam (bab 15).
Setelah
berpikir semalam suntuk (bab 16), cowok itu kemudian memutuskan untuk minta
maaf ke Nina. Cewek itu tetap menolak, tapi Rizal nggak putus asa. Dia
mengulangi proses nembak waktu dia SMU dulu. “Kita berdiri dengan posisi serupa
seperti dua belas tahun lalu. Dan sekali lagi, di tangan kamulah keputusan
untuk menentukan apa sejarah kita dulu akan berulang lagi malam ini....” Mata
Nina merah, seperti mau menangis. “Aku nggak suka diintimidasi begini!” Rizal
menggeleng. “Kamu salah. Yang aku lakukan sekarang simply hanya bermaksud untuk
memperjuangkan cintaku ke kamu, Na.” Hati Nina melunak dan menerima permintaan
maaf (plus lamaran) Rizal.
Cerita
ditutup dengan adegan pernikahan Nina dan Rizal (bab 17).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
kata-kata yang baik, mencerminkan pribadi seseorang.