JUDUL : KONSEP DASAR EVALUASI
PEMBELAJARAN
A.
Pengertian Pengukuran, Penilaian Dan Evaluasi
Pembelajaran
Pengukuran, penilaian dan
evaluasi bersifat hierarki. Evaluasi didahului dengan penilaian (assessment),
sedangkan penilaian didahului dengan pengukuran, pengukuran diartikan sebagai kegiatan
membandingkan hasil pengamalan dengan criteria, penilaian merupakan kegiatan
menafsirkan dan mendeskripsikan hasil pengukuran, sedangkan evaluasi
merupakan penetapan nilai atau implikasi
perilaku.[1]
Kata
dasar “pembelajaran” adalah belajar. Dalam arti sempit pembelajaran dapat
diartikan sebagai suatu proses atau cara yang dilakukan agar seseorang dapat
melakukan kegiatan belajar, sedangkan belajar adalah suatu proses perubahan
tingkah laku karena interaksi individu dengan lingkungan dan pengalaman.
Istilah “pembelajaran” (Instruction)
berbeda dengan istilah “pengajaran” (teaching).
Kata
“pengajaran” lebih bersifat formal dan hanya ada didalam konteks guru dengan
peserta didik dikelas atau di sekolah, sedangkan kata “pembelajaran” tidak
hanya ada dalam konteks guru dengan peserta didik dikelas secara formal, akan
tetapi juga meliputi kegiatan-kegiatan belajar peserta didik diluar kelas yang
mungkin saja tidak dihadiri oleh guru secara fisik.
Berdasarkan
rumusan tersebut ada beberapa hal yang perlu dijelaskan lebih lanjut yaitu:
1.
Pembelajaran
adalah suatu program. Ciri suatu program adalah sistem matik, sistem mik, dan
terencana. Sistem matik artinya keteraturan, dalam hal ini pembelajaran harus
dilakukan dengan urutan langkah-langkah tertentu, mulai dari perencanaan,
pelaksanaan sampai dengan penilaian.
2.
Setelah
pembelajaran berproses, tentu guru pelu mengetahui ke efektifan dan efisiensi
semua komponen yang ada dalam proses pembelajaran. Untuk itu, guru harus
melakukan evaluasi pembelajaran. Begitu juga ketika peserta didik selesai
mengikuti proses pembelajaran, tentu mereka ingin mengetahui sejauh mana hasil
yang dicapai. Untuk itu guru harus melakukan penilaian hasil belajar.
3.
Pembelajaran
bersifat interaktif dan komunikatif. Interaktif artinya kegitan pembelajaran merupakan
kegiatan yan bersifat multi arah antara
guru, peserta didik, sumber belajar, dan lingkungan yang saling mempengaruhi,
tidak didominasi oleh satu komponen saja. Sedangkan komunikatif dimaksudkan
bahwa sifat komunikasi antara peserta didik dengan guru atau sebaliknya.
4.
Dalam
proses pembelajaran, guru hendaknya dapat menciptakan kondisi-kondisi yang
memungkinkan terjadinya kegiatan belajar peserta didik. Kondisi-kondisi yang
dimaksud antara lain : memberi tugas, menhadakan diskusi, tanya jawab,
mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat, termasuk melakukan evaluasi
atau penilaian.
5.
Proses
pembelajaran dimaksudkan agar guru dapat mencapai tujuan pembelajaran dan
pesrta didik dapat menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Tujuan atau
kempetensi tersebut biasanya sudah dirancang dalam perencanaan pembelajaran
yang berbentuk tujuan pembelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan
indikator. Untuk mengetahui sejauhmana peserta didik mencapai tujuan
pembelajaran atau menguasai kompetensi tertentu, maka guru perlu melakukn
tindakan evaluasi. [2]
1. Pengukuran
a.
Pengertian Pengukuran
Pengukuran dalam bahasa
Inggris dikenal dengan measurement dan dalam bahasa Arabnya adalah muqayasah,
dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk ”mengukur” sesuatu.
Mengukur pada hakikatnya adalah membandingkan sesuatu dengan atau atas dasar
ukuran tertentu. Dan pengukuran ini sifatnya kuantitatif, pengukuran yang
bersifat kuantitatif itu dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
1)
Pengukuran yang dilakukan bukan untuk menuji
sesuatu, misalnya : pengukuran yang dilakukan oleh penjahit pakaian mengenai
panjang lengan, panjan kaki, lebar bahu, ukuran pinggang dan lain sebagaianya.
2)
Pengukuran yang dilakukan untuk menguji
sesuatu, misalnya : pengukuran untuk menguji daya tahan per baja terhadap
tekanan berat, pengukuran untuk menguji daya tahan nyala lampu pijar, dan
sebagainya.
3)
Pengukuran untuk menilai, yang dilakukan dengan
jalan menguji sesuatu, misalnya : mengukur kemajuan belajar peserta didik dalam
rangka mengisi nilai rapor yan dilakukan dengan menguji mereka dalam bentuk tes
hasil belajar. Pengukuran inilah yang biasa dikenal dalam dunia pendidikan.[3]
Dengan kata lain, pengukuran
adalah tindakan membandingkan sesuatu dengan
satu ukuran tertentu atau suatu kegiatan untuk mendapatkan
informasi/data secara kuantitatif.[4]
Data kuantitatif adalah data
yang berupa angka-angka, analis data kuantitatif berpendapat, kalau data ada ia
akan berupa jumlah dan dapat diukur.[5]
Dalam mengambil data secara kuantitatif ada beberapa kriteria, yaitu :
1)
Kriteria
kuantitatif tanpa pertimbangan
Kriteria
yang disusun hanya dengan memperhatikan rentangan bilangan tanpa
mempertimbangkan apa-apa dan dilakukan dengan membagi rentangan bilangan.
Contoh :
Kondisi
maksimal yang diharapkan untuk prestasi belajar diperhitungkan 100%. Jika
penyusunan menggunakan lima kategori nilai maka antara 1 % dengan 100% dibagi
rata sehingga menghasilkan kategori sebagai berikut:
a) Nilai 5 (baik sekali), jika mencapai 81 – 100 %
b) Nilai 4 (baik), jika mencapai 61 – 80 %
c) Nilai 3 (cukup), jika mencapai 41 – 60 %
d) Nilai 2 (kurang), jika mencapai 21 – 40 %
e) Nilai 1 (kurang sekali), jika mencapai 0 – 21 %
2)
Kriteria
Luantitatif dengan pertimbangan
Ada
kalanya beberapa hal kurang tepat jika kriteria kuantitatif dikategorikan
dengan membagi begitu saja rentangan yang ada menjadi rentangan sama rata.
Contoh :
Nilai di beberapa perguruan tinggi untuk menentukan nilai
dengan huruf A, B, C, D dan E. Bagaimana menentukan nilai untuk masing-masing
huruf mengacu pada peraturan akademik berdasarkan besarnya presentase
pencapaian tujuan belajar sebagai berikut :
a) Nilai A : rentang 80 – 100 %
b) Nilai B : rentang 66 – 79 %
c) Nilai C : rentang 56 – 65 %
d) Nilai D : rentang 40 – 55 %
e) Nilai E : kurang dari 40 %
Melihat
pengkategorian nilai-nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa rentang di dalam
setiap kategori tidak sama, demikian juga jarak antara kategori yang satu
dengan yang lainnya. Hal ini di buat karena adanya pertimbangan tertentu
berdasarkan sudut pandang dan pertimbangan evaluator.[6]
b.
Pengertian Pengukuran Pembelajaran
Pengukuran
pembelajaran adalah suatu pekerjaan
professional guru, instruktur atau dosen. Tanpa kemampuan melakukan pengukuran
pendidikan, seoran guru atau dosen tidak akan dapat mengetahui dengan persis di
mana ia dan peserta didik berada pada suatu saat atau pada suatu kegiatan[7].
2.
Penilaian
a.
Pengertian Penilaian
Penilaian adalah tindakan
mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik-buruk (bersifat
kualitatif)[8].
Penilaian berarti menilai sesuatu, sedangkan menilai itu mengandung arti
mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan mendasarkan diri atau berpegang
pada ukuran baik dan buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh dan lain
sebagainya[9].
Pengambilan keputusan atau
data untuk penilaian ialah berupa atau berbentuk kata-kata, seperti keterangan
tentang kejadian, transkip wawancara, dari dokumen tertulis. Kata-kata harus
dibaca untuk artinya dan iluminasi artinya, tafsiran kejadian dapat digambarkan
sebagai tujuan pokok analisis data kualitatif[10].
Data kualitatif juga
mempunyai mempunyai kriteria
yang perlu diketahui, yaitu :
1)
Kriteria
kualitatif tanpa pertimbangan
Dalam
menyusun kriteria kualitatif tanpa pertimbangan, penyusun kriteria tinggal
menghitung banyaknya indikator dalam komponen, yang dapat memenuhi persyaratan.
2)
Kriteria
kualitatif dengan pertimbangan
Kriteria
kualitatif dengan pertimbangan disusun melalui dua cara, yaitu 1) kriteria
kualitatif dengan pertimbangan mengurutkan indikator dan 2) kriteria kualitatif
dengan menggunakan pembobotan[11].
b.
Pengertian Penilaian Pembelajaran
Penilaian merupakan suatu
tindakan pengambil keputusantu merupakan tentang sesuatu. Dan menilai ialah
mengambil keputusan terhadap sesuatu yang berpegang pada ukuran baik dan buruk.
Jika dalam dunia pendidikan, maka Penilaian Pendidikan/Pembelajaran adalah
kegiatan menilai yang terjadi dalam kegiatan pendidikan[12].
c.
Tujuan dan Fungsi Penilaian Pembelajaran
Dalam penilaian dijelaskan
pula adanya tujuan atau fungsi Penilaian dan ciri-ciri penilaian dalam
Pendidikan, yaitu :
1)
Tujuan atau Fungsi Penilaian
a)
Penilaian Berfungsi Selektif
Tujuannya :
(1)
Untuk memilih siswa yang dapat diterima di
sekolah tertentu.
(2)
Untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas
atau tingkat berikutnya.
(3)
Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat
beasiswa.
(4)
Untuk memilih siswa yang sudah berhak
meninggalkan sekolah, dan sebagainya.
b)
Penilaian Berfungsi Diagnostik
Dengan
adanya penilaian, sebenarnya guru mengadakan diagnosa kepada siswa
tentang kebaikan dan kelemahannya. Dengan diketahuinya sebab-sebab kelemahan
ini, maka akan lebih mudah untuk dicari cara untuk mengatasinya.
c)
Penilaian Berfungsi Sebagai Penempatan
Untuk
dapat menentukan dengan pasti di kelompok mana seorang siswa harus ditempatkan,
perlu digunakannya suatu penilaian. Sekelompok siswa yang mempunyai hasil
penilaian yang sama, akan berada dalam kelompok yang sama dalam belajar.
d)
Penilaian Berfungsi Sebagai Pengukuran
Keberhasilan
Fungsi ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh
mana suatu program berhasil diterapkan.
d.
Ciri-Ciri
Penilaian dalam Pembelajaran
1)
Penilaian dilakukan secara tidak langsung.
2)
Penggunaan ukuran kuantitatif.
3)
Penilaian pendidikan menggunakan, unit-unit
atau satuan-satuan yang tetap karena IQ 105 termasuk anak normal. Anak lain
yang hasil pengukuran IQ nya 80, menurut unit ukurannnya termasuk anak dungu.
4)
Bersifat relatif, artinya tidak sama atau tidak
selalu tetap dari satu waktu ke waktu lain.
5)
Dalam penilaian pendidikan itu sering terjadi
kesalahan-kesalahan. Adapun sumber kesalahan dapat ditinjau dari berbagai
faktor, yaitu :
a)
Terletak pada alat ukurnya
b)
Terletak pada orang yang melakukan penilaian
c)
Terletak pada anak yang dinilai
d)
Terletak pada situasi dimana penilaian
berlangsung[13]
3.
Evaluasi
a.
Pengertian
Evaluasi
Secara harfiah kata evaluasi
berasal dari bahasa Inggris evaluation, dalam bahasa Arab al-Taqdir,
dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Akar katanya adalah value dari
bahasa Inggris, al-Qimah dari bahasa Arab, dan nilai dari bahasa
Indonesia[14].
Sedangkan menurut istilah evaluasi berarti kegiatan yang terencana untuk
mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan instrument dan hasilnya
dibandingkan dengan tolak ukur tertentu guna memperoleh kesimpulan[15].
Pengertian evaluasi adalah
suatu tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan sesuatu program pendidikan, pengajaran, atau pun pelatihan yang
dilaksanakan. Dalam melakukan kegiatan evaluasi tentu diperlukan informasi atau
data yang baik mutunya. Data seperti itu akan dapat diperoleh dengan melakukan
pengukuran dan penilaian terlebih dahulu[16].
b.
Pengertian
Evaluasi Menurut Para Ahli
1) Davies (Belajar dan Pembelajaran,1981:3,) mendefinisikan bahwa evaluasi
adalah proses sederhana memberikan atau menetapkan nilai kepada sejumlah
tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang, objek, dan masih
banyak lagi yang lain.
2)
Wond dan Brown (Nurkancana, 1986:1, Belajar dan
Pembelajaran) menyatakan bahwa evaluasi merupakan proses menetapkan nilai dari
sesuatu.
3)
Nana Sudjana (Belajar dan Pembelajaran,1990:3)
menyatakan bahwa evaluasi merupakan proses memberikan atau menetapkan nilai
kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu.
4)
Dimyanti dan Mudjiono dalam bukunya, Belajar dan
Pembelajaran menyatakan bahwa evaluasi adalah proses sistematis untuk menentukan
nilai sesuatu berdasarkan kriteria-kriteria tertentu melalui penilaian
5)
Wiersma dan Jurs mendefinisikan evaluasi sebagai
proses yang mencakup pengukuran, dan mungkin juga testing yang juga berisi
pengambilan keputusan tentang nilai.
6)
Arikunto
menyatakan evaluasi sebagai kegiatan mengukur dan menilai.
7)
Michael Scriven mendefinisikan evaluasi sebagai
penetapan nilai.
8)
Sudrajad menyatakan bahwa evaluasi adalah kegiatan
identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang direncanakan telah
tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat
dan efisiensi pelaksananya.[17]
9)
H.S. Hamid Hasan (1988:31) evaluasi adalah
suatu proses pemberian pertimbangan mengenai nilai dan Sesuatu yang
dipertimbangkan. Sesuatu yang dipertimbangkan tersebut dapat berupa orang,
benda, kegiatan, ataupun kesatuan tertentu, dengan berdasarkan kepada
criteria-kkriteria tertentu agar tidk dilakukan asal saja.
10) Mulyani
Sumatri (1988: 164) evaluasi adalah merupakan suatu proses yang bersifat
interaktif bertalian dengn deskripsi dan penyesuaian, sehingga menentukan
sesuatu yang berharga dripada benda, orang pekerjaan dan karakteristik
tertentu.
11) Doll
(Achasius Kaber) (1988:168) dalam pengembangan kurikulum, evaluasi sebagai
usaha yang terus menerus dan menyeluruh untuk menyelidiki efek daripada program
pndidikan yang ilaksanakan baik isi maupun prosesnya, dilihat dari tujuan yang
telah dirumuskan dengan jelas.
12) Nana
Syaodih (1994: 172) evaluasi merupakan kegiatan yang luas, kompleks dan terus
menerus untuk mengetahui proses dan hasil pelaksanaan system pendidikan dalam
mencapai tujuan yang telah ditentukan.[18]
c.
Pengertian
Evaluasi Pembelajaran
Edwind
Wandt dan Gerald W. Brown mengemukakan bahwa Evaluasi Pendidikan adalah
tindakan atau kegiatan yang dilaksanakan dengan maksud untuk atau suatu proses
yang berlangsung dalam rangka menentukan nilai dari segala sesuatu dalam dunia
pendidikan yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan atau yang terjadi di
lapangan pendidikan. Atau singkatnya, evaluasi pembelajaran adalah
kegiatan atau proses penentuan nilai pendidikan, sehingga dapat diketahui mutu
atau hasil-hasilnya.
Berbicara tentang pengertian
evaluasi pendidikan, Indonesia mempunyai suatu Lembaga Administrasi Negara yang
mengemukakan batasan mengenai evaluasi pendidikan, yaitu sebagai berikut :
1)
Evaluasi pendidikan adalah proses atau kegiatan
untuk menentukan kemajuan
pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan.
2)
Evaluasi pendidikan adalah usaha untuk
memperoleh informasi berupa umpan balik (feed back) bagi penyempurnaan
pendidikan[19]
Wujud
dari hasil evaluasi adalah adanya rekomendasi dari evaluator untuk pengambilah
keputusan (decision maker). Menurut Suharsimi Arikunto dan Cepi
Safruddin (2008: 22) ada emapt kemungkinan kebijakan yang dapat dilakukan
berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan prorgam, yaitu :
1)
Menghentikan
program, karena dipandang bahwa program tersebut tidak ada manfaatnya, atau
tidak dapat terlaksana sebagaimana diharapkan.
2)
Merevisi
program, karena ada bagian-bagian yang kurang sesuai dengan harapan (terdapat
kesalahan tetapi sedikit).
3)
Melanjutkan
program, karena pelaksanaan menunjukkan bahwa segala sesuatu sudah berjalan
dengan harapan dan memberikan hasil yang bermanfaat.
4)
Menyebarkan
program (melaksanakan proram di tempat lain atau mengulangi lagi program dilain
waktu), karena program tersebut berhasil dengan baik, maka sangat baik jika
dilaksanakan lagi di tempat dan waktu lain.[20]
B.
Jenis-Jenis Evaluasi Pembelajaran
1.
Jenis
Evaluasi Berdasarkan Tujuan
a.
Evaluasi diagnostik
Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang di tujukan
untuk menelaah kelemahan-kelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya.
b.
Evaluasi selektif
Evaluasi selektif
adalah evaluasi yang di gunakan untuk memilih siwa yang paling tepat sesuai
dengan kriteria program kegiatan tertentu.
c.
Evaluasi penempatan
Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan
untuk menempatkan siswa dalam program pendidikan tertentu yang sesuai dengan
karakteristik siswa.
d.
Evaluasi formatif
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan
untuk memperbaiki dan meningkatan proses belajar dan mengajar.
e.
Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk
menentukan hasil dan kemajuan bekarja siswa.
2.
Jenis
Evaluasi Berdasarkan Sasaran
a. Evaluasi
konteks
Evaluasi yang ditujukan untuk mengukur konteks program
baik mengenai rasional tujuan, latar
belakang program, maupun kebutuhan-kebutuhan yang muncul dalam perencanaan.
b. Evaluasi
input
Evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input baik
sumber daya maupun strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan.
c. Evaluasi
proses
Evaluasi yang di tujukan untuk melihat proses
pelaksanaan, baik mengenai
kalancaran proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung dan
faktor hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya.
kalancaran proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung dan
faktor hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya.
d. Evaluasi
hasil atau produk
Evaluasi
yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai sebagai dasar untuk
menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan atau
dihentikan.
e. Evaluasi
outcom atau lulusan
Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar
siswa lebih lanjut, yankni evaluasi lulusan setelah terjun ke masyarakat.
3.
Jenis
Evaluasi Berdasarkan Lingkup Kegiatan
a. Evaluasi
program pembelajaran
Evaluasi
yang mencakup terhadap tujuan pembelajaran, isi program pembelajaran, strategi
belajar mengajar, aspe-aspek program pembelajaran yang lain.
b. Evaluasi
proses pembelajaran
Evaluasi yang mencakup kesesuaian antara peoses
pembelajaran dengan garis-garis besar program pembelajaran yang di tetapkan,
kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, kemampuan siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran.
c. Evaluasi
hasil pembelajaran
Evaluasi hasil
belajar mencakup tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan pembelajaran yang
ditetapkan, baik umum maupun khusus, ditinjau dalam aspek kognitif, afektif,
psikomotorik.
4.
Jenis
Evaluasi Berdasarkan Objek dan Subjek
a.
Berdasarkan
Objek
1) Evaluasi
input
Evaluasi terhadap siswa mencakup kemampuan
kepribadian, sikap, keyakinan.
2) Evaluasi transformasi
Evaluasi terhadap unsur-unsur
transformasi proses pembelajaran anatara lain materi, media, metode dan
lain-lain.
3)
Evaluasi output
Evaluasi terhadap lulusan yang mengacu pada
ketercapaian hasil pembelajaran.
b.
Berdasarkan
Subjek
1) Evaluasi
internal
Evaluasi yang dilakukan oleh orang dalam sekolah
sebagai evaluator, misalnya guru.
2) Evaluasi
eksternal
Evaluasi yang dilakukan oleh orang luar sekolah
sebagai evaluator, misalnya orangtua, masyarakat.[21]
Dari sekian
banyaknya jenis evaluasi, ada salah satu jenis evaluasi yang lebih dikenal
yaitu evaluasi formatif. Ada tiga tahap evaluasi formatif yaitu evaluasi satu
lawan satu (one to one), evaluasi kelompok kecil (small group evaluation),
dan evaluasi lapangan (field evaluation).
1. Evaluasi Satu lawan
Satu (One to One)
Prosedur pelaksanaannya adalah sebagai
berikut:
a. Jelaskan kepada siswa
bahwa designer sedang merancang suatu media baru dan ingin mengetahui bagaimana
reaksi siswa terhadap media yang sedang dibuat.
b. Menjelaskan
kepada siswa bahwa apabila nanti siswa berbuat salah, hal itu bukanlah karena
kekurangan siswa, tetapi kekurangsempurnaan media tersebut, sehingga perlu
diperbaiki.
c. Diusahakan
agar siswa bersikap rileks dan bebas mengemukakan pendapatnya tentang media
tersebut.
d. Memberikan
tes awal (pretest) untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan
pengetahuan siswa terhadap topik yang dimediakan.
e. Menyajikan
media dan mencatat lamanya waktu yang dibutuhkan, termasuk siswa untuk
menyajikan/mempelajari media tersebut, catat pula bagaimana reaksi siswa dan
bagian-bagian yang sulit untuk dipahami, apakah contoh-contohnya,
penjelasannya, petunjuk-petunjuknya, ataukah yang lain.
f. Memberikan tes (posttest)
untuk mengukur keberhasilan media tersebut
g. Analisis informasi yang terkumpul
2. Evaluasi Kelompok Kecil
(Small Group Evaluation)
Prosedur yang ditempuh adalah sebagai berikut:
a.
Designer bahwa media tersebut berada pada tahap
formatif dan memerlukan umpan balik (feedback) untuk menyempurnakannya.
b.
Memberikan tes awal (pretest) untuk mengukur
kemampuan dan pengetahuan siswa tentang topik yang disediakan. Sajikan media
atau meminta kepada siswa untuk mempelajari media tersebut.
c.
Designer mencatat waktu yang diperlukan dan semua
bentuk umpan balik (feedback) baik langsung maupun tak langsung selama
penyajian media.
d.
Memberikan tes (posttest) untuk mengetahui
sejauh mana tujuan dapat dicapai
e.
Memberikan atau membagikan kuesioner dan meminta siswa
untuk mengisinya. Apabila memungkinkan, adakan diskusi yang mendalam dengan
beberapa siswa. Beberapa pertanyan yang perlu didiskusikan antar lain: (a)
menarik tidaknya media tersebut, apa sebabnya, (b) mengerti tidaknya siswa akan
pesan yang disampaikan, (c) konsistensi tujuan dan meteri program, cukup
tidaknya latihan dan contoh yang diberikan. Apabila pertanyan tersebut telah
ditanyakan dalam kuesioner, informasi yang lebih detail dan jauh dapat dicari
lewat diskusi.
f.
Menganalisa data yang terkumpul. Atas dasar ini umpan
balik semua ini, media dapat dilakukan penyempurnaan.
3. Evaluasi Lapangan (Field
Evaluation)
Prosedur pelaksanaannya sebagai berikut:
a.
Mula-mula designer memilih siwa-siwa yang benar-benar
mewakili populasi target, kira-kira 30 orang siswa. Usahakan agar mereka
mewakili berbagai tingkat kemampuan dan ketramnpiulan siswa yang ada. Tes
kemampuan awal (pretest) perlu dilakukan jika karakteristik siswa belum
diketahui. Atas dasar itu pemilihan siswa dilakukan. Akan tetapi, jika designer
benar-benar mengenal siswa-siswa yang akan dipakai dalam uji coba, maka tes itu
tidak pelu dilakukan.
b.
Designer menjelaskan kepada siswa maksud uji lapangan tersebut
dan apa yang harapkan designer pada akhir kegiatan. Pada umumnya siswa tak
terbiasa untuk mengkritik bahan-bahan atau media yang diberikan. Hal itu karena
siswa beranggapan sudah benar dan efektif. Usahakan siswa bersikap rileks dan
berani mengupayakan penilaian. Jauhkan sedapat mungkin perasaan bahwa uji coba
menguji kemampuan siswa.
c.
Memberikan tes awal untuk mengukur sejauh mana
pengetahuan dan keteramnpilan siswa terhdap topik yang dimediakan.
d.
Menyajikan media tersebut kepada siswa. Bentuk penyajiannya
tentu sesuai dengan rencana pembuatannya; untuk prestasi kelompok besar, untuk
kelompok kecil atau belajar mandiri.
e.
Designer mencatat semua respon yang muncul dari sisiwa
selama kajian. Begitu pula, waktu yang diperlukan.
f.
Berikan tes untuk mengukur seberapa jauh pencapaian
hasil belajar siswa setelah sajian media tersebut. Hasil tes ini (posttest)
dibandingkan dengan hasil tes pertama (pretest) akan menunjukan seberapa
efektif dan efisien dari media yang dibuat.
g.
Memberikan kuesioner untuk mengetahui pendapat atau
sikap siswa terhadap media tersebut dan sajian yang diterimanya.
h.
Designer meringkas dan menganalisis data-data yang
telah diperoleh dengan kegiatan-kegiatan tadi. Hal ini meliputi kemampuan awal,
skor test awal dan tes akhir, waktu yag diperlukan, perbaikan bagian-bagian
yang sulit, dan pengayaan yang diperlukan, kecepatan sajian dan sebagainya.
i.
Setelah menempuh ketiga tahap ini dapatlah dipastikan
kebenaran efektivitas dan efisiensi media yang kita buat.[22]
C.
Fungsi Evaluasi Pembelajaran
1.
Fungsi
Evaluasi Secara Umum
a.
Untuk menetahui kemajuan belajar siswa
Melalui evaluasi yan dilakukan terhadap proses
pembelajaran yang telah disampaikan di depan
kelas.
b.
Memberikan dorongan belajar bagi siswa
Bagi siswa yang memiliki prestasi belajar yang
baik melalui tes yang dilakukan, dapat memberikan dorongan yang kuat untuk
meningkatkan dan mempertahankan prestasi yang telah dicapainya.
c.
Sebagai
laporan bagi orang tua siswa
Hasil
penilaian kemajuan belajar yang biasanya berbentuk “Buku Raport” sangat penting
bagi orang tua siswa, sebagai bahan informasi mengenai kemajuan belajar yang
dicapai anaknya.[23]
Anas
Sudijono mengungkapkan evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses yang
memiliki tiga macam fungsi pokok, yaitu (1) mengukur kemajuan, (2) menunjang
penyusunan rencana, dan (3) memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali.[24]
Menurut Lilik Nofiyanti, M. Baihagi, dkk. fungsi
evaluasi terbagi menjadi empat macam
yaitu :
a.
Fungsi penempatan (placement), yaitu evaluasi
yang hasilnya digunakan sebagai pengukur kecakapan yang disyaratkan di awal
suatu program pendidikan.
b.
Fungsi
selektif, yaitu evaluasi yang dilaksanakan sebagai upaya untuk memilih (to
select), yaitu memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu; memilih
siswa yang dapat naik kelas atau tidak; memilih siswa yang seharusnya mendapat
beasiswa.
c.
Fungsi
diagnostik, apabila alat atau teknik yang digunakan dalam melakukan kegiatan
evaluasi cukup memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan
mengetahui kelemahan siswa, demikian juga sebab-sebab kelemahan itu.
d.
Fungsi pengukur keberhasilan, yaitu evaluasi
yang dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program pendidikan berhasil
diterapkan.[25]
2.
Fungsi
Evaluasi Bagi Pendidik
a. Memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah dicapai
oleh peserta didiknya.
b.
Memberikan informasi yang sangat berguna, guna
mengetahui posisi masing-masing peserta didik di tengah-tengah kelompoknya.
c.
Memberikan
bahan yang penting untuk memilih dan kemudian menetapkan status peserta didik.
d. Memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar bagi peserta
didik yang memang memerlukannya.
e. Memberikan
petunjuk tentang sudah sejauh manakah program pengajaran yang telah ditentukan
telah dapat dicapai.
3.
Fungsi
Evaluasi secara Administratif
a. Memberikan
Laporan
b. Memberikan
Bahan-bahan Keterangan Data
4.
Fungsi
Evaluasi dilihat dari Prinsip Evaluasi yang terdapat diAl-Qur’an
a. Untuk
menguji daya kemampuan manusia beriman
terhadap berbagai macam problema kehidupan yang dihadapi (QS. Al-Baqarah 155)
Nä3¯Ruqè=ö7oYs9ur &äóÓy´Î/ z`ÏiB Å$öqsø:$# Æíqàfø9$#ur <Èø)tRur z`ÏiB ÉAºuqøBF{$# ħàÿRF{$#ur ÏNºtyJ¨W9$#ur 3 ÌÏe±o0ur úïÎÉ9»¢Á9$# ÇÊÎÎÈ
Artinya
:
“dan
sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada
orang-orang yang sabar”.
b. Untuk
mengetahui sejauh mana atau sampai dimana hasil pendidikan wahyu yang telah
diaplikasikan Rasulullah SAW kepada umatnya (QS. An-Naml 40)
tA$s% Ï%©!$# ¼çnyZÏã ÒOù=Ïæ z`ÏiB É=»tGÅ3ø9$# O$tRr& y7Ï?#uä ¾ÏmÎ/ @ö6s% br& £s?öt y7øs9Î) y7èùösÛ 4 $£Jn=sù çn#uäu #
É)tGó¡ãB ¼çnyZÏã tA$s% #x»yd `ÏB È@ôÒsù În1u þÎTuqè=ö6uÏ9 ãä3ô©r&uä ÷Pr& ãàÿø.r& ( `tBur ts3x© $yJ¯RÎ*sù ãä3ô±o ¾ÏmÅ¡øÿuZÏ9 ( `tBur txÿx. ¨bÎ*sù În1u @ÓÍ_xî ×LqÌx. ÇÍÉÈ
Artinya :
“berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab[27]:
"Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip".
Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun
berkata: "Ini Termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku Apakah aku
bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). dan Barangsiapa yang bersyukur
Maka Sesungguhnya Dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan
Barangsiapa yang ingkar, Maka Sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha
Mulia".
D.
Prinsip-Prinsip Evaluasi Pembelajaran
1.
Prinsip-Prinsip
Dasar Evaluasi Pembelajaran
a.
Evaluasi bertujuan membantu pemerintah dalam mencapai
tujuan pembeljaran bagi masyrakat.
b.
Evaluasi adalah seni, tidak ada evaluasi yang sempurna,
meski dilkukan dengan metode yang berbeda.
c.
Pelaku evaluasi atau evaluator tidak memberikan jawaban
atas suatu pertanyaan tertentu. Evaluator
tidak berwennag untuk memberikan rekomendasi terhadap keberlangsungan sebuah
program. Evaluator hanya membantu memberikan alternatif.
d.
Penelitian evaluasi adalah
tanggung jawab tim bukan perorangan.
e.
Evaluator tidak terikat pada
satu sekolah demikian pula sebaliknya.
f.
Evaluasi
adalah proses, jika diperlukan revisi maka lakukanlah revisi.
g.
Evaluasi memerlukan data yang
akurat dan cukup, hingga perlu pengalaman untuk pendalaman metode penggalian
informasi.
h.
Evaluasi akan mntap apabila
dilkukan dengan instrumen dan teknik yang aplicable.
i.
Evaluator
hendaknya mampu membedakan yang dimaksud dengan evaluasi formatif, evaluasi
sumatif dan evaluasi program.
j.
Evaluasi memberikan gambaran
deskriptif yang jelas mengenai hubungan sebab akibat, bukan terpaku pada angka
soalan tes.[28]
Selanjutnya dilihat dari pelaksanaannya
evaluasi mempunyai tiga prinsip pokok, yaitu :
a.
Prinsip keseluruhan,
b.
Prinsip kontinuitas, dan
c.
Prinsip objektivitas.[29]
2.
Prinsip-Prinsip Umum Evaluasi Pembelajaran
a.
Komprehensif
b.
Kegiatan
evaluasi pembelajaran hendaknya dilaksanakan secara menyeluruh, yakni dengan
mencakup seluruh aspek pribadi siswa, baik kognitif, afekif, maupun
psikomotirik.
c.
Mengacu
kepada tujuan
d.
Pelaksaaan
evaluasi pembelajaran juga harus mengacu pada tujuan pembelajaran yang
ditetapkan.
e.
Objektif, Kegiatan evaluasi pembelajaran juga
harus dilaksanakan secara objetif. Artinya apabila evaluasi dilaksanakan memang
benar-benar sesuai dengan kenyataan yang ada.
f.
Kooperatif, Dalam melaksanakan evaluasi
pembelajaran, juga harus bekerja sama dengan semua pihak yang terlibat dalam
kegitan evaluasi.
g.
Kontinyu, Evalusi pembelajaran harus
dilaksanakan secara terus menerus atau berkesinambungan selama proses
pelaksanaan pembelajaran.
h.
Praktis, ekonomis, dan mendidik, Evaluasi
pembelajaran yang baik harus mudah dilaksanakan, rendah biaya, efisien waktu,
tenaga serta bias mencapai
tujuan secara optimal.[30]
Dari sekian banyak prinsip-prinsip evaluasi, ada satu
prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi, yaitu adanya triangulasi,
atau adanya hubungan erat antara tiga komponen yaitu :
a.
Tujuan pembelajaran
b.
Kegiatan pembelajaran atau KBM, dan
Terdapat prinsip-prinsip yang
perlu diperhatikan dalam melakukan evaluasi untuk menunjang hasil evaluasi
belajar yang diinginkan, yaitu :
a.
Keterpaduan,
b.
Keterlibatan siswa,
c.
Koherensi,
d.
Pedagogis, dan
e.
Akuntabilitas.[32]
KESIMPULAN
pengukuran adalah tindakan
membandingkan sesuatu dengan satu ukuran
tertentu atau suatu kegiatan untuk mendapatkan informasi/data secara
kuantitatif. Pengukuran pembelajaran adalah suatu pekerjaan
professional guru, instruktur atau dosen untuk membandingkan sesuatu dengan 1
ukuran tertentu dan memperoleh informasi tentang peserta didik secara
kuantitatif.
Penilaian berarti mengambil
keputusan terhadap sesuatu dengan mendasarkan diri atau berpegang pada ukuran
baik dan buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh dan lain sebagainya. Dan
Penilaian Pendidikan/Pembelajaran adalah kegiatan menilai yang terjadi dalam
kegiatan pendidikan.
Pengertian evaluasi adalah
suatu tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan sesuatu program pendidikan, pengajaran, atau pun pelatihan yang
dilaksanakan. Dan evaluasi pembelajaran adalah kegiatan atau proses penentuan
nilai pendidikan, sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya.
Evaluasi Pembelajaran dibagi
kedalam beberapa jenis, yaitu : 1. Jenis
Evaluasi Berdasarkan Tujuan. 2. Jenis Evaluasi Berdasarkan Sasaran. 3. Jenis Evaluasi Berdasarkan Lingkup Kegiatan. 4. Jenis
Evaluasi Berdasarkan Objek dan Subjek.
Fungsi Evaluasi Pembelajaran
diantaranya : 1. Fungsi Evaluasi Secara
Umum. 2. Fungsi Evaluasi Bagi Pendidik. 3. Fungsi Evaluasi secara Administratif. 4. Fungsi Evaluasi dilihat dari Prinsip Evaluasi yang
terdapat diAl-Qur’an. Akan tetapi, Anas Sudijono mengungkapkan evaluasi sebagai suatu
tindakan atau proses yang memiliki tiga macam fungsi pokok, yaitu: 1. mengukur
kemajuan, 2. menunjang
penyusunan rencana, dan 3.
memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali.
Prinsip-Prinsip Evaluasi
Pembelajaran juga mempunyai pembagian, yaitu: 1. Prinsip-Prinsip Dasar Evaluasi Pembelajaran. 2. Prinsip-Prinsip
Umum Evaluasi Pembelajaran. Dan ada satu prinsip umum yang penting dalam kegiatan
evaluasi, yaitu adanya triangulasi, atau adanya hubungan erat antara tiga
komponen, yakni: Tujuan pembelajaran, Kegiatan pembelajaran atau
KBM, dan Evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Widodo
Supriyono 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Arikunto, Suharsimi. 1993.
Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
Arikunto,
Suharsimi dan Cepi Safruddin Abdul Jabar. 2004. Evaluasi Program Pendidikan.
Jakarta : Bumi Aksara.
Daryanto,
H.M. 2005. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Nofiyanti, Lilik. et. al. 2008. Evaluasi
Pembelajaran. Surabaya : LAPIS-PGMI.
Sakni, Ridwan. 2006. Pengembangan Sistem
Evaluasi Pendidikan. Palembang : Rafah Press.
Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers.
Tayibnapis,
Farida Yusuf. 2000. Evaluasi Program. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Tim Pengembang MKDP Kurikulum
dan Pembelajaran. 2011. Kurikulum
dan Pembelajaran. Jakarta : Rajawali
Pers.
Widoyoko,
Eko Putro. 2012. Evaluasi Program Pembelajaran (Panduan Praktis bagi
Pendidik dan Calon Pendidik). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
http://umirazanah.blogspot.com/2012/01/konsep-dasar-evaluasi-belajar-dan.html hari kamis, 07 maret
2013 pukul17.25
http://muhammad-win-afgani.blogspot.com/2009/03/fungsi-evaluasi-pendidikan.html
http://pandidikan.blogspot.com/2010/12/konsep-dasar-evaluasi-tekhnologi.html
http://rafiatunnajahqomariah.blogspot.com/2012/05/makalah-fungsi-dan-tujuan-evaluasi.html
[1] Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program
Pembelajaran (Panduan Praktis bagi Pendidik dan Calon Pendidik),
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 4.
[2] Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 10.
[3]
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers,
2011), hlm. 4.
[4]
Lilik Nofiyanti, et. al., Evaluasi Pembelajaran, (Surabaya: LAPIS-PGMI,
2008), hlm. 1.9.
[5]
Farida Yusuf Tayibnapis, Evaluasi Program, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2000), hlm. 11.
[6]
Suharsimi Arikunto dan Cepi
Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 18.
[7]
Lilik Nofiyanti, et. al., Op. Cit., hlm. 1.11.
[8] Ibid.,
hlm. 1.9.
[9]
Anas Sudijono, Op. Cit., hlm. 4.
[10]
Farida Yusuf Tayibnapis, Op. Cit., hlm. 11.
[11] Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin
Abdul Jabar, Op. Cit., hlm. 19.
[12]
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi
Aksara, 1993), hlm. 3.
[13] Ibid.,
hlm. 9-16.
[14] Ibid.,
hlm. 1.
[15]
Ridwan Sakni, Pengembangan Sistem Evaluasi Pendidikan, (Palembang: Rafah
Press, 2006), hlm. 1.
[16]
Lilik Nofiyanti, et. al., Op. Cit., hlm. 1.9.
[17] http://umirazanah.blogspot.com/2012/01/konsep-dasar-evaluasi-belajar-dan.html hari kamis, 07 maret 2013
pukul17.25
[18]
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan Pembelajaran,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm. 107.
[19]
Anas Sudijono, Op. Cit., hlm. 2.
[26]http://muhammad-win-afgani.blogspot.com/2009/03/fungsi-evaluasi-pendidikan.html
[27] Al kitab di sini Maksudnya: ialah kitab yang
diturunkan sebelum Nabi Sulaiman ialah Taurat dan Zabur.
[29]
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2008), hlm. 200.
[30]
Lilik Nofiyanti, et. al., Op. Cit., hlm. 1.13.
[32]
H.M. Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005),
hlm. 19.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
kata-kata yang baik, mencerminkan pribadi seseorang.